Betapa kontradiktifnya judul tulisan ini. Masa kita harus mencintai sesuatu yang kita benci. 

Saya yakin sebagai manusia kita pasti memiliki hal yang kita benci, bahkan tak jarang hal yang kita benci itu datangnya bertubi-tubi. 
Terus apa yang mesti kita lakukan jika kita terjebak dalam situasi seperti ini. Dalam hidup kita pasti punya rencana dan cita-cita. 
Tak peduli apapun tujuan tersebut baik maupun buruk kita pasti akan mendapat hambatan. Hambatan ini dapat berupa hal yang terjadi diluar perkiraan kita sebelumnya. 
Tak jarang banyak orang yang stress dalam menerima hambatan ini. Sebenarnya kalau kita mau berpikir hal yang positif tentu kita tak perlu takut dengan adanya hambatan ini. 
Bukankah terdapat hikmah dalam setiap kejadian. Jadikanlah hambatan yang ada sebagai tantangan agar dapat jadi lebih baik. 
Kembali kepada hal yang kita benci, sama seperti hambatan tadi. Bisa jadi hal yang kta benci merupakan suatu pengalaman yang berharga jika kita meninjaunya dari sisi yang positif. 
Seburuk-buruknya pengalaman tentu terkandung sisi positif didalamnya, tinggal kita sebagai manusia apakah mau mengambilnya atau malah terpuruk dengan sisi negatif dari kebencisn tersebut. 
Memiliki rasa benci terhadap sesuatu merupakan hal yang wajar, tetapi jika kita dapat mencintai sesuatu yang kita benci berarti kita telah berhasil mengontrol pikiran kita untuk selalu berpikiran positif. 
Percayalah bahwa tak selamanya hal yang kita benci memberikan efek negatif, bahkan setelah melewatinya kadang kita dapat menjadi lebih baik dan lebih berpengalaman. 
Akhir kata, latih selalu pribadi kita agar selalu jadi lebih baik disaat melewati hal yang kita senangi maupun yang kita benci.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI (lanjutan kitab uqudulujain)