Lak Loro Ati Luapkan Dalam Tulisan Ae..!!!


Kesal atau dongkol pada diri seseorang sering direfleksikan dengan marah di dalam hati atas suatu kejadian tertentu. Tetapi kalau tidak tahan sering diungkapkan dengan teriakan minimal dengan bergunggam. Bayangkan saja misalnya ketika kerja seharian full bahkan sampai malam, begitu kepenatan dan keletihan yang sedang dirasakan, tiba-tiba ada seseorang mengkomentari dan mengkritiki dengan nada kasar yang gak tahu posisi dan kondisi yang dalam keadaan lelah letih dan lesu. Anehnya kok di seseorang tersebut berbuat dan merusak hasil kerjaan yang seharian dikerjakan.


Wajar saja lalu setiap orang disitu kesal melihat ulah orang tersebut. Itulah yang disebut dengan kesal yang wajar. Bagaimana dengan contoh yang satu ini; misalnya ketika seseorang (Cok) telah memberikan pertolongan kepada orang lain (Jan). Namun yang ditolong (Jan) tidak mengucapkan terimakasih sedikit pun kepada si (Cok). Pantaskah si (Cok) begitu kesalnya kepada si (Jan)?. Ya bisa jadi timbul kesal karena merasa tidak dihargai. Namun dikategorikan kesal yang tak wajar. Bahkan dekat dengan ciri kebodohan. Mengapa? Karena kalau seseorang telah membantu orang lain dengan tulus ikhlas lalu mengapa dia harus  mengharapkan penghargaan dari orang yang ditolongnya, kecuali kalau tidak ikhlas alias mengharapkan sesuatu dari yang ditolongnya.

Rasa kesal Podo ae karo rasa kecewa. Kesal lebih berdimensi lingkup masalah dan waktu yang relatif lebih sempit dan berjangka pendek ketimbang  kecewa. Kecewa dikenali sebagai langkah awal timbulnya stres yang kemudian berlanjut ke depresi. Rasa kesal lebih cepat hilang ketimbang kecewa apalagi kalau kecewa berat. Akumulasi dari sejumlah kekesalan, lebih-lebih kesal yang tak terselesaikan, lambat laun akan membentuk kekecewaan.Seperti halnya pada habitat kehidupan  yang lain setiap karyawan bisa mengalami rasa kesal di tempat kerjanya. Apakah karena masalah jenis dan beban kerja yang relatif berat; masalah hubungan dengan rekan kerja dan atau atasan yang tiba-tiba kurang harmonis; masalah kinerja yang rendah; masalah penghargaan dari atasan yang kurang; dan kesal karena baru saja ditegur atasan.

Kekesalan seseorang pada orang lain bisa berangkat dari adanya prasangka. Disitu ada fenomena persepsi yang timbul karena adanya informasi tentang objek tertentu; misalnya tentang kelalaian karyawan dalam bekerja. Informasi itu bisa didapat dari orang lain atau dari hasil pengamatan sendiri. Persepsi yang muncul bisa melahirkan rasa kesal atasan kepada karyawan bersangkutan. 

Semakin banyak atasan memperoleh informasi yang akurat dan valid tentang kelalaian karyawan semakin memungkinkan timbulnya rasa kesal atasan. Sebaliknya semakin sedikitnya informasi yang diperoleh dan sepotong-potong atau hanya dari satu sisi saja semakin besar peluang terjadinya bias persepsi. Semakin bias informasi semakin besar terbuka peluang timbulnya prasangka negatif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI (lanjutan kitab uqudulujain)