Media Porno Pengaruhi Perilaku Seks Remaja
KOMPAS.com - Penelitian
menunjukkan, paparan media dengan konten pornografi seperti gambar atau
film dewasa di internet dapat mempengaruhi perilaku seksual para
remaja.
Studi terbaru yang dipublikasi dalam The Journal of Sexual Medicine menunjukkan, para remaja Belanda yang menonton tayangan dengan konten dewasa cenderung melakukan aktivitas seksual demi uang. Mereka juga lebih berani mencoba perilaku seks yang baru dibandingkan remaja lainnya. Meskipun dalam laporannya peneliti mengklaim hubungan antara paparan pornografi dengan perilaku seksual ini kecil, yakni antara 0,3 persen hingga 4 persen, akan tetapi setidaknya membuktikan bahwa dampak atau pengaruhnya terhadap remaja tetap nyata.
Gert Martin Hald, peneliti yang juga psikolog di University of Copenhagen Denmark menyatakan, hasil kajian dari timnya menunjukkan bahwa selain konten pornografi ada faktor-faktor lain yang menyebabkan remaja lebih berani mencoba seks, di antaranya sekedar ingin mencari sensasi.
Hald dan timnya melakukan survei terhadap 4.600 orang yang berusia 15 hingga 25 tahun tentang aktivitas seksual dan tayangan media yang mereka tonton. Mereka menemukan, sebanyak 88 persen pria dan 45 persen wanita pernah menonton tayangan berbau seksualitas, baik melalui televisi, majalah, film, ataupun online dalam satu tahun terakhir.
Studi ini memang belum dapat membuktikan seberapa besar peran media dalam mempengaruhi perilaku seksual, namun pada remaja dan dewasa muda yang menonton tayangan dengan konten seksualitas cenderung untuk melakukan seks lebih banyak dan bervariasi.
Temuan ini lain yang diungkap dalam Journal of Sex Research pada 2011 mengungkap hubungan paparan konten pornografi dengan aktivitas seks di usia dini . Riset yang melibatkan remaja di Amerika Serikat tersebut menyatakan bahwa menonton tayangan dengan konten seks berkaitan dengan aktivitas seksual pertama kali di usia yang lebih muda.
Sedangkan studi yang dimuat jurnal Pediatrics pada buan April lalu, sepertiga dari remaja di Amerika Serikat telah terlibat dalam aktivitas seksual pada usia 16, dan sebanyak 71 persen melakukannya pada usia 17 tahun. Sebuah survei lainnya di tahun 2006 menemukan, remaja berusia 12 hingga 14 tahun yang lebih banyak menonton media berkonten seks cenderung melakukan aktivitas seksual di usia 16 tahun.
Meskipun demikian, peneliti menganggap studi-studi tersebut belum dapat membuktikan pengaruh media berkonten seksualitas dalam mempengaruhi perilaku seks remaja. Menurut mereka, ada faktor lain yang lebih besar seperti ketertarikan lebih besar pada seks secara umum.
"Tayangan media berkonten seksual pada kenyataannya perlu dipertimbangkan sebagai penghubung dari faktor-faktor ini terhadap perilaku seks remaja," kata Hald.
Studi terbaru yang dipublikasi dalam The Journal of Sexual Medicine menunjukkan, para remaja Belanda yang menonton tayangan dengan konten dewasa cenderung melakukan aktivitas seksual demi uang. Mereka juga lebih berani mencoba perilaku seks yang baru dibandingkan remaja lainnya. Meskipun dalam laporannya peneliti mengklaim hubungan antara paparan pornografi dengan perilaku seksual ini kecil, yakni antara 0,3 persen hingga 4 persen, akan tetapi setidaknya membuktikan bahwa dampak atau pengaruhnya terhadap remaja tetap nyata.
Gert Martin Hald, peneliti yang juga psikolog di University of Copenhagen Denmark menyatakan, hasil kajian dari timnya menunjukkan bahwa selain konten pornografi ada faktor-faktor lain yang menyebabkan remaja lebih berani mencoba seks, di antaranya sekedar ingin mencari sensasi.
Hald dan timnya melakukan survei terhadap 4.600 orang yang berusia 15 hingga 25 tahun tentang aktivitas seksual dan tayangan media yang mereka tonton. Mereka menemukan, sebanyak 88 persen pria dan 45 persen wanita pernah menonton tayangan berbau seksualitas, baik melalui televisi, majalah, film, ataupun online dalam satu tahun terakhir.
Studi ini memang belum dapat membuktikan seberapa besar peran media dalam mempengaruhi perilaku seksual, namun pada remaja dan dewasa muda yang menonton tayangan dengan konten seksualitas cenderung untuk melakukan seks lebih banyak dan bervariasi.
Temuan ini lain yang diungkap dalam Journal of Sex Research pada 2011 mengungkap hubungan paparan konten pornografi dengan aktivitas seks di usia dini . Riset yang melibatkan remaja di Amerika Serikat tersebut menyatakan bahwa menonton tayangan dengan konten seks berkaitan dengan aktivitas seksual pertama kali di usia yang lebih muda.
Sedangkan studi yang dimuat jurnal Pediatrics pada buan April lalu, sepertiga dari remaja di Amerika Serikat telah terlibat dalam aktivitas seksual pada usia 16, dan sebanyak 71 persen melakukannya pada usia 17 tahun. Sebuah survei lainnya di tahun 2006 menemukan, remaja berusia 12 hingga 14 tahun yang lebih banyak menonton media berkonten seks cenderung melakukan aktivitas seksual di usia 16 tahun.
Meskipun demikian, peneliti menganggap studi-studi tersebut belum dapat membuktikan pengaruh media berkonten seksualitas dalam mempengaruhi perilaku seks remaja. Menurut mereka, ada faktor lain yang lebih besar seperti ketertarikan lebih besar pada seks secara umum.
"Tayangan media berkonten seksual pada kenyataannya perlu dipertimbangkan sebagai penghubung dari faktor-faktor ini terhadap perilaku seks remaja," kata Hald.
Sumber :
huffingtonpost
Komentar